Terbit pertama 11 Februari 1950, didirikan oleh H. Hetami. Hetami menjabat pemimpin umum, sekaligus pemimpin perusahaan dan pemimpin redaksi. Kali pertama terbit, suara merdeka dicetak sebanyak 5000 eksemplar. Hetami dan awak suara merdeka masa itu memegang betul ungkapan “pembaca koran adalah raja”. Meski terkendala minimnya fasilitas, mereka tetap berikhtiar memberi pelayanan sebaik-baiknya. Selain mutu berita, koran sebisa mungkin sampai ke tangan pembaca tepat waktu.
Suara merdeka menempati bangunan milik sendiri di Jalan Merak 11A, bangunan itu digunakan sekaligus sebagai kantor dan percetakan. Areal gedung yang relatif luas disekat-sekat menjadi ruang redaksi, tata usaha, ekspedisi, gudang kertas, dan percetakan.
Tepat pada peringatan ulang tahun Suara Merdeka ke-32, berbarengan dengan peresmian kantor redaksi serta percetakan baru, Masscom Graphy, berlokasi di Jalan Kaligawe KM. 5 Semarang, Hetami secara resmi menyerahkan tongkat kepemimpinannya kepada Budi Santoso, sang menantu. Hetami yakin bahwa suami putrinya, Sarsa Winiarsih, mampu mengembangkan perusahaan penerbitan yang dirintisnya.
Harian suara merdeka dipimpin oleh Kukrit Suryo Wicaksono, anak sulung dari Budi Santoso. Kukrit kini memimpin Suara Merdeka sebagai Chief Executive Officer (CEO) Suara Merdeka Network Semarang dan sukses melanjutkan usaha tersebut dengan berbagai inovasi.